Semarang— HMI-Wati turut membersamai aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes terhadap RKUHP (Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) pada sore hari di Kawasan Tugu Muda (Rabu, 6/7/2022)
Aksi unjuk rasa terjadi di depan monumen Tugu Muda Semarang pada 6 Juli 2022 kemarin. Dengan hashtag “Semua Bisa Kena”, aliansi berbagai elemen mahasiswa bersatu melakukan konvoi dan memulai aksi demonstrasi di kawasan bundaran Tugu Muda Semarang.
Yang menarik dari aksi ini adalah kader perempuan di bawah bendera hijau hitam atau HMI. Terpantau salah seorang kader Kohati yang melakukan aksi demonstrasi dengan menggunakan rok, tidak goyak meskipun hujan sempat turun.
“Kita punya prinsip diskusi, aksi, dan publikasi,” cetus Wahyuni Tri, pengurus KOHATI Cabang Semarang sekaligus kader Kohati Walisongo, “dan bagian demontrasi adalah bagian `aksi`-nya.”
Aksi demonstrasi diawali dengan orasi dari perwakilan berbagai lembaga, kemudian diikuti menyanyi lagu pergerakan dan pembacaan Sumpah Mahasiswa. Di tengah lingkaran yang terbentuk, dua ban pun dibakar.
Suasana aksi sempat sedikit ricuh ketika petugas Polrestabes Semarang dengan pembesar suara menyuruh mahasiswa sedikit melipir. “Boleh melakukan aksi, tapi jangan sampai memblokade jalan. Tidak semua masyarakat berkenan. Kami petugas kepolisian tidak hanya mengamankan adik-adik mahasiswa, tapi juga membantu menertibkan lalu lintas. Coba lihat, di belakang sana ada antrian panjang akibat blokir jalan,” kata salah petugas yang tidak diketahui namanya.
“Ya, itu memang tugasnya mereka (kepolisian-red). Tugas mereka menertibkan jalan. Lagipula, apa sih arti dua jam atau beberapa jam blokade jalan dibanding nasib rakyat Indonesia yang nantinya bakal menderita kalau RKUHP ini disahkan? Seharusnya mereka juga mikir, dong,” ungkap Zulfa Amila, kader Kohati asal UNISSULA.
Menanggapi aksi unjuk rasa yang diikuti kader KOHATI seluruh Kota Semarang, Yunda Indah Nur selaku Ketua Bidang Internal KohatiCabang Semarang berujar, “Bagi kami (KOHATI-red), soal unjuk rasa itu tidak memandang gender. Di mana terdapat kesetimpangan, di situlah kita harus bersuara. Kalau kader Kohati sendiri, sampai saat ini belum ada yang melarang untuk kami ikut serta unjuk rasa. Artinya, kami sebagai kader HMI juga harus mengawal keadilan di Indonesia. Di aksi kemarin, alhamdulillah saya senang banyak kader KOHATI yang ikut unjuk rasa, tanpa mengurangi apresiasi saya kepada kader yang juga menyuarakan hak rakyat lewat media masa.” [red/Algazella]
#Perempuan yang Melawan
#SemuaBisaKena